Digital Minimalism : Saatnya Bersih-Bersih Digital

digital-minimalism
Source : freepik.com

Digital Minimalism - Bunga adalah seorang social media addicted. Segala jenis social media terinstal di handphonenya dan setiap ada waktu luang selalu di habiskannya untuk berselancar di social media. Mulai dari scrolling, likes dan stalking akun-akun temannya. 

Daftar Isi
1. Apa itu Digital Minimalism

Setiap hari waktunya sebagian besar habis untuk kegiatan tersebut. Bosan di instagram, pindah ke facebook. Dari facebook ke tiktok, bosan lagi ke twitter begitu seterusnya. Melihat teman posting foto liburan, dia ingin liburan. 

Teman posting foto barang mewah dia juga ingin memiliki. Sampai pada akhirnya pikirannya benar-benar penuh sesak dengan keinginan-keinginan yang bisa saja tidak bisa dia penuhi karena beda kemampuan misalnya.

Mungkin ada yang sama atau bahkan punya cerita mirip seperti Bunga? Sering terdistraksi dengan postingan-postingan di social media. Tiba-tiba merasa insecure ketika melihat atau membaca sesuatu di social media. Kalau iya, sudah saatnya kamu beralih ke gaya hidup digital minimalism.

Apa itu Digital Minimalism?

Cal Newport, penulis buku dari Digital Minimalism mengatakan Digital minimalism adalah bagaimana penggunaan teknologi dimana seseorang memusatkan waktu online-nya hanya pada segelintir aktifitas yang telah ia pilih dengan cermat dan membawa manfaat optimal bagi dirinya. 

Artinya, digital minimalism itu adalah kamu hanya berselancar di dunia maya entah itu social media apapun kalau itu memberikan keuntungan dan nilai tambah buat kehidupanmu. Sadar atau tidak banyaknya informasi dan data yang kita lihat ataupun baca setiap hari di dunia maya terkadang membuat kemampuan kita berpikir jernih berkurang.

Faktanya memang apa yang kita lihat dan dengar setiap hari sangat berpengaruh pada cara pandang dan kualitas hidup kita.

Jadi, dengan menerapkan digital minimalism ini tentunya di harapkan kamu bisa benar-benar cermat dalam menggunakan social media. Cermat dalam artian kamu bisa memilah-milah aplikasi atau social media mana saja yang sebenarnya kamu butuhkan untuk kamu instal di handphone yang kamu pakai.

Kalau kamu pernah dengar, bahkan nama besar seperti Steve Jobs dan Bill Gates sangat melarang anak-anak mereka menggunakan smartphone sampai mereka benar-benar pantas untuk menggunakan benda tersebut.

Bagaimana Menerapkan Digital Minimalism?

Dikutip dari greatmind.id ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan secara rutin dalam 30 hari untuk mulai menerapkan minimalism digital lifestyle ke kehidupan sehari - hari. Apa saja? 

Source : freepik.com


Cermat dan hapus beberapa aplikasi di handphone yang jarang kamu pakai.

Coba cek dari sekarang aplikasi atau social mana saja yang memang sering kamu gunakan dan yang mana memberikan manfaat buat kamu. Misal, kalau memang kamu sekarang lagi menjalankan sebuah bisnis online dan instagram adalah tools yang kamu pakai untuk jualan, berarti itu memberikan manfaat buatmu dan jangan di hapus. 

Sebaliknya, kalau sekarang di hp ada aplikasi twitter dan kamu ngerasa tidak terlalu aktif disana dan bahkan tidak pernah terpakai, lebih baik di hapus kan? 

Pelan-pelan kurangi waktu bermain gadget dan ganti dengan hobi yang kamu suka.

Kalau biasanya waktu yang kamu habiskan untuk gadget 5 jam sehari, coba sedikit demi sedikit kurangi sejam dua jam dan seterusnya dan isi dengan kegiatan offline yang memang kamu suka. Misal olahraga, baca buku, gabung di komunitas-komunitas tertentu dan sebagainya. Tentunya dengan memperbanyak kegiatan offline bisa mengalihkan pikiranmu untuk gatal mengecek social media setiap saat.

Kembalikan kesendirian dalam hidupmu. 

Ciptakan kembali ruang “bosan” dalam hidupmu  dan biarkan pikiranmu berkelana ke sudut-sudut kreatif. Bisa jadi akan muncul banyak ide dan kreativitas yang muncul setelahnya yang siapa tau akan menjadi sumber dari ide besarmu kelak.

Nah, Setelah melakukan ini selama 30 hari (beberes digital), coba nikmati pikiran yang lebih jernih dan hari-hari yang lebih produktif. Selanjutnya, boleh kok kamu unduh kembali aplikasi yang sempat kamu hapus. 

Bisa jadi, kamu sudah tidak interest lagi dengan aplikasi tersebut dan bahkan menghapusnya secara permanen. Intinya, baiknya kitalah yang menggunakan teknologi, jangan sampai kita membiarkan teknologi yang memanfaatkan kita. Kitalah  yang seharusnya meraup manfaat sebesar-besarnya dari teknologi, bukan sebaliknya. Tertarik untuk mencoba?











LihatTutupKomentar